Bahasa Indonesia merupakan bahasa asli dari negara Indonesia dan sudah sepantasnya sebagai warga Indonesia, seluruh masyarakat terutama para remaja menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia. Namun apa yang terjadi saat ini sungguh sangat memprihatinkan. Kemampuan berbahasa Indonesia para remaja saat ini sudah semakin menurun.
Banyak remaja yang menggunakan bahasa Indonesia di campur dengan bahasa yang mereka sebut dengan bahasa gaul. Padahal penggunaan bahasa gaul tersebut dapat merusak tata bahasa Indonesia yang benar. Bagi sebagian remaja, menggunakan bahasa gaul akan menciptakan image bagi mereka sebagai anak keren dan tidak ketinggalan jaman. Padahal apa yang mereka lakukan tidak benar dan dapat merugikan Bangsa Indonesia. Apalagi saat ini Malaysia telah mengklaim bahasa Indonesia sebagai bahasa negara mereka padahal sudah jelas bahwa bahasa Indonesia adalah milik negara Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa betapa rendahya kesadaran masyarakat terutama para remaja untuk mencintai bahasanya sendiri.
Indonesia merupakan negara dengan suku dan budaya terbesar di dunia. Di Indonesia terdapat puluhan jenis bahasa seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Padang dll. Namun sangat jarang remaja saat ini menggunakan bahasa daerahnya sendiri. Bahkan mereka cenderung sudah melupakan bahasa daerah maupun bahasa nasional mereka sendiri. Hanya sebagian remaja di daerah yang menggunakan bahasa daerahnya sendiri. Andai seluruh remaja seperti itu mau melestarikan bahasa nasional maupun bahasa daerahnya sendiri, pasti Indonesia akan lebih maju dan di hargai oleh negara lain di dunia.
Bahasa Indonesia baku mulai dikhawatirkan ketika mulai dikikis oleh bahasa gaul, populer atau bahasa pasar. Padahal, bahasa baku sangat penting dalam kedudukan kebangsaan.
“Bahasa baku penting bagi sebuah negara, apalagi bagi Indonesia,” kata Prof Dr Benny Hoedoro Hoed, pakar bahasa dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, dalam sebuah diskusi di Lembaga Pers Dr Soetomo, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (23/10).
Menurutnya, bahasa baku memiliki fungsi mempersatukan negara Indonesia yang terdiri dari 400 bahasa daerah. Bahasa Indonesia baku diperlukan untuk memperlancar atau memfasilitasi komunikasi pada tataran nasional.
Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa kebanggaan bangsa Indonesia.
Jumat, 05 November 2010
Masalah Pendidikan di Indonesia
Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di bidang pendidikan?. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila moral bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang ekonomi akan bermasalah, karena tiap orang akan korupsi. Sehingga lambat laun akan datang hari dimana negara dan bangsa ini hancur. Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam pembangunan negeri ini.
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.
Kondisi ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini. Oleh karena itu, setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia pendidikan. Jika mencermati permasalahan di atas, terjadi sebuah ketidakadilan antara si kaya dan si miskin. Seolah sekolah hanya milik orang kaya saja sehingga orang yang kekurangan merasa minder untuk bersekolah dan bergaul dengan mereka. Ditambah lagi publikasi dari sekolah mengenai beasiswa sangatlah minim.
Sekolah-sekolah gratis di Indonesia seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, dan memiliki sistem administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit.
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.
Kondisi ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini. Oleh karena itu, setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia pendidikan. Jika mencermati permasalahan di atas, terjadi sebuah ketidakadilan antara si kaya dan si miskin. Seolah sekolah hanya milik orang kaya saja sehingga orang yang kekurangan merasa minder untuk bersekolah dan bergaul dengan mereka. Ditambah lagi publikasi dari sekolah mengenai beasiswa sangatlah minim.
Sekolah-sekolah gratis di Indonesia seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, dan memiliki sistem administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit.
Mengapa Ibu, Wanita, Perempuan harus Sehat ??
WANITA PERLU SEHAT AGAR SEMUA SEHAT
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama untuk hidup,sehingga kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Tetapi kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau mampu memiliki derajat kesehatan yang memadai.
Kaum wanita yang merupkan bagian dari penduduk Indonesia ternyata masih belum mampu mencapai tingkat kesehatan yang kita harapkan. Hal ini tidak lepas dari tingkat pendidikan kaum perempuan yang sebagian besar masih rendah. Mengapa sampai terjadi demikian ? Hal ini karena adanya diskriminasi pada bidang pendidikan. Masih ada nilai-nilai budaya yang menomorduakan wanita, maka anak perempuan umumnya tidak sampai sekolah yang setinggi-tingginya. Akibat dari pendidikan yang rendah maka ketrampilannya terbatas dan hanya bisa bekerja dengan upah yang rendah. Karena pendidikan yang rendah , maka pengetahuan tentang hidup sehat, kebersihan pribadi, kebersihan lingkungan, makanan yang bergizi, juga kurang sekali, terutama kemampuan hidup sehat untuk dirinya sendiri.
Padahal kita tahu bahwa :
• Modal paling beharga dari suatu bangsa adalah penduduknya.
• Ibu/wanita punya peranan penting sebagai pemelihara kesehatan keluarganya, terutama anak-anak yang semuanya masih dalam asuhan Ibu.
• Ibu/wanita punya peranan besar(menentukan) dalam meneruskan nilai-nilai kebersihan dan hidup sehat di rumah.
Jadi wanita mempunyai peranan sentral dalam menentukan kualitas generasi penerus dan kualitas keluarga. Selain itu, wanita yang sehat mempunyai kesempatan untuk memenuhi semua potensi yang ada dalam dirinya. Di samping itu,dia akan mempunyai bayi yang lebih sehat, mampu merawat keluarga dengan lebih baik lagi, dan mampu menyumbang lebih banyak dalam masyarakat.
Beban wanita yang punya peran majemuk ini sudah terlalu banyak. Tantangan terbesar dari upaya memampukan wanita untuk hidup sehat ialah bagaimana bisa meneruskan pesan utama ini bagi semua ,khususnya kaum pria yang punya kesempatan dan peluang lebih besar dalam mengemban tanggung jawab ini. Karena itu untuk mengubah keadaan,ke arah tercapainya Indonesia Sehat 2010, harus diupayakan sungguh-sungguh oleh semua pihak bukan hanya wanita dan ibu rumah tangga,tetapi juga kaum pria sebagai kepala keluarga, Pemerintah dan masyarakat agar Wanita bisa hidup Sehat.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama untuk hidup,sehingga kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Tetapi kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau mampu memiliki derajat kesehatan yang memadai.
Kaum wanita yang merupkan bagian dari penduduk Indonesia ternyata masih belum mampu mencapai tingkat kesehatan yang kita harapkan. Hal ini tidak lepas dari tingkat pendidikan kaum perempuan yang sebagian besar masih rendah. Mengapa sampai terjadi demikian ? Hal ini karena adanya diskriminasi pada bidang pendidikan. Masih ada nilai-nilai budaya yang menomorduakan wanita, maka anak perempuan umumnya tidak sampai sekolah yang setinggi-tingginya. Akibat dari pendidikan yang rendah maka ketrampilannya terbatas dan hanya bisa bekerja dengan upah yang rendah. Karena pendidikan yang rendah , maka pengetahuan tentang hidup sehat, kebersihan pribadi, kebersihan lingkungan, makanan yang bergizi, juga kurang sekali, terutama kemampuan hidup sehat untuk dirinya sendiri.
Padahal kita tahu bahwa :
• Modal paling beharga dari suatu bangsa adalah penduduknya.
• Ibu/wanita punya peranan penting sebagai pemelihara kesehatan keluarganya, terutama anak-anak yang semuanya masih dalam asuhan Ibu.
• Ibu/wanita punya peranan besar(menentukan) dalam meneruskan nilai-nilai kebersihan dan hidup sehat di rumah.
Jadi wanita mempunyai peranan sentral dalam menentukan kualitas generasi penerus dan kualitas keluarga. Selain itu, wanita yang sehat mempunyai kesempatan untuk memenuhi semua potensi yang ada dalam dirinya. Di samping itu,dia akan mempunyai bayi yang lebih sehat, mampu merawat keluarga dengan lebih baik lagi, dan mampu menyumbang lebih banyak dalam masyarakat.
Beban wanita yang punya peran majemuk ini sudah terlalu banyak. Tantangan terbesar dari upaya memampukan wanita untuk hidup sehat ialah bagaimana bisa meneruskan pesan utama ini bagi semua ,khususnya kaum pria yang punya kesempatan dan peluang lebih besar dalam mengemban tanggung jawab ini. Karena itu untuk mengubah keadaan,ke arah tercapainya Indonesia Sehat 2010, harus diupayakan sungguh-sungguh oleh semua pihak bukan hanya wanita dan ibu rumah tangga,tetapi juga kaum pria sebagai kepala keluarga, Pemerintah dan masyarakat agar Wanita bisa hidup Sehat.
Pengenalan Internet, Intranet dan Ekstranet
Perbedaan Internet, Intranet dan Ekstranet
Kita semua harus tahu apa itu Internet. Paling tidak bagi yang belum mengetahui-nya Internet secara sederhana Internet adalah jaringan dari jaringan Network Of Networks.
Intranet adalah sebuah jaringan komputer berbasis protokol TCP/IP seperti internet hanya saja digunakan dalam internal perusahaan, kantor, bahkan warung internet (WARNET) pun dapat di kategorikan Intranet. Antar Intranet dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya melalui sambungan Internet yang memberikan tulang punggung komunikasi jarak jauh. Akan tetapi sebetulnya sebuah Intranet tidak perlu sambungan luar ke Internet untuk berfungsi secara benar.
Jika sebuah badan usaha / bisnis / institusi mengekspose sebagian dari internal jaringannya ke komunitas di luar, hal ini disebut ekstranet. Memang biasanya tidak semua isi intranet di keluarkan ke publik untuk menjadikan intranet menjadi ekstranet. Misalnya kita sedang membeli software, buku dll dari sebuah e-toko, maka biasanya kita dapat mengakses sebagian dari Intranet toko tersebut. Badan usaha / perusahaan dapat memblokir akses ke intranet mereka melalui router dan meletakan firewall. Firewall adalah sebuah perangkat lunak / perangkat keras yang mengatur akses seseorang kedalam intranet. Proteksi dilakukan melalui berbagai parameter jaringan apakah itu IP address, nomor port. Jika firewall di aktifkan maka akses dapat dikontrol sehingga kita hanya dapat mengakses sebagian saja dari Intranet perusahaan tersebut yang kemudian dikenal sebagai ekstranet.
Kita semua harus tahu apa itu Internet. Paling tidak bagi yang belum mengetahui-nya Internet secara sederhana Internet adalah jaringan dari jaringan Network Of Networks.
Intranet adalah sebuah jaringan komputer berbasis protokol TCP/IP seperti internet hanya saja digunakan dalam internal perusahaan, kantor, bahkan warung internet (WARNET) pun dapat di kategorikan Intranet. Antar Intranet dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya melalui sambungan Internet yang memberikan tulang punggung komunikasi jarak jauh. Akan tetapi sebetulnya sebuah Intranet tidak perlu sambungan luar ke Internet untuk berfungsi secara benar.
Jika sebuah badan usaha / bisnis / institusi mengekspose sebagian dari internal jaringannya ke komunitas di luar, hal ini disebut ekstranet. Memang biasanya tidak semua isi intranet di keluarkan ke publik untuk menjadikan intranet menjadi ekstranet. Misalnya kita sedang membeli software, buku dll dari sebuah e-toko, maka biasanya kita dapat mengakses sebagian dari Intranet toko tersebut. Badan usaha / perusahaan dapat memblokir akses ke intranet mereka melalui router dan meletakan firewall. Firewall adalah sebuah perangkat lunak / perangkat keras yang mengatur akses seseorang kedalam intranet. Proteksi dilakukan melalui berbagai parameter jaringan apakah itu IP address, nomor port. Jika firewall di aktifkan maka akses dapat dikontrol sehingga kita hanya dapat mengakses sebagian saja dari Intranet perusahaan tersebut yang kemudian dikenal sebagai ekstranet.
PENDIDIKAN DAN KESADARAN TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP
endidikan merupakan suatu hal yang lumrah, yang selalu berhubungan erat dengan bidang apapun, termasuk dalam hal ini kesadaran terhadap lingkungan hidup. Dapat dilihat bahwa tantangan lingkungan yang paling berat yang akan dialami umat manusia di muka bumi ke depan terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim. Terjadinya pemanasan global yang terlampau ektrim akibat pembakaran bahan baker fosil, terutama batubara, minyak bumi, dan gas alam yang berlebihan, ditambah dengan kerusakan lingkungan yang menyebabkan pengurangan penyerapan emisi karbon dari hutan. Dengan inilah pentingnya menumbuhkan kesadaran pada diri akan lingkungan hidup, berupa pemanfaatan dan pengembangannya.
Dilihat dari sosial, penyebab kerusakan lingkungan yang secara langsung maupun tidak langsung ikut berperan menyebabkan terjadinya ketidakstabilan lingkungan, ada beberapa hal yang menjadi penyebab utama;
Pertama, masalah kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ekonomi, sehingga menyebabkan kemampuan memenuhi kebutuhan hidupnya kurang memungkinkan, kemelaratan membuat masyarakat cenderung mendorong untuk mengambil jalan pintas guna melepaskan diri dari tuntutan tersebut. Salah satu jalannya dengan memanfaatkan lingkungan sekitar untuk memenuhi kebutuhan, sehingga lingkungan jadi tercemar dan tidak asri lagi.
Kedua, keterbelakangan, dalam artian ketinggalan dibidang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tiga elemen pokok suatu masyarakat atau seorang dapat disebut secara mental ketinggalan atau terbelakang, berpendidikan rendah, minimnya informasi, dan tidak mampu berfikir secara abstrak dengan baik. Tiga karakter tersebut bisa melahirkan sikap yang tidak menguntungkan baik terhadap masyarakat maupun lingkungan.
Ketiga, kepadatan penduduk, yang sekarang penduduk dunia kurang lebih sekitar 6 milyaran jiwa, yang berakibat mempengaruhi perubahan habitat lingkungan hidup baik fisik, biologi maupun sosial budaya. Menurut hasil penelitian, bahwa terjadinya kemerosotan tingkat prestasi pendidikan erat hubungannya dengan tingkat kesumpekan rumah tangga, begitu juga sangat menentukan ketentraman dalam rumah tangga antara anggota keluarga.
Keempat, perkembangan teknologi, yang secara real dalam kehidupan sosial, poilitik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan keilmuan adalah untuk menunjukkan bagaimana memejukan bidang tersebut untuk tercapainya suasana yang lebih efesien dan efektif.
Dilihat dari sosial, penyebab kerusakan lingkungan yang secara langsung maupun tidak langsung ikut berperan menyebabkan terjadinya ketidakstabilan lingkungan, ada beberapa hal yang menjadi penyebab utama;
Pertama, masalah kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ekonomi, sehingga menyebabkan kemampuan memenuhi kebutuhan hidupnya kurang memungkinkan, kemelaratan membuat masyarakat cenderung mendorong untuk mengambil jalan pintas guna melepaskan diri dari tuntutan tersebut. Salah satu jalannya dengan memanfaatkan lingkungan sekitar untuk memenuhi kebutuhan, sehingga lingkungan jadi tercemar dan tidak asri lagi.
Kedua, keterbelakangan, dalam artian ketinggalan dibidang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tiga elemen pokok suatu masyarakat atau seorang dapat disebut secara mental ketinggalan atau terbelakang, berpendidikan rendah, minimnya informasi, dan tidak mampu berfikir secara abstrak dengan baik. Tiga karakter tersebut bisa melahirkan sikap yang tidak menguntungkan baik terhadap masyarakat maupun lingkungan.
Ketiga, kepadatan penduduk, yang sekarang penduduk dunia kurang lebih sekitar 6 milyaran jiwa, yang berakibat mempengaruhi perubahan habitat lingkungan hidup baik fisik, biologi maupun sosial budaya. Menurut hasil penelitian, bahwa terjadinya kemerosotan tingkat prestasi pendidikan erat hubungannya dengan tingkat kesumpekan rumah tangga, begitu juga sangat menentukan ketentraman dalam rumah tangga antara anggota keluarga.
Keempat, perkembangan teknologi, yang secara real dalam kehidupan sosial, poilitik, ekonomi, budaya, pendidikan, dan keilmuan adalah untuk menunjukkan bagaimana memejukan bidang tersebut untuk tercapainya suasana yang lebih efesien dan efektif.
MENINGKATKAN BUDAYA MEMBACA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUS
Apa yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar kata itu? Sebagian ada yang berfikir membaca adalah kegiatan yang membosankan. Ada juga yang mengatakan bahwa membaca hanya menyita waktu, tenaga dan pikiran. Bahkan ada yang berasumsi bahwa membaca bukanlah kegiatan yang bermanfaat karena tidak menghasilkan materi. Padahal, kalau kita mau berpikir kritis, kita akan menemukan begitu banyak manfaat dari kegiatan membaca. Dengan membaca suatu bacaan, seseorang dapat menerima informasi, memperdalam pengetahuan, dan meningkatkan kecerdasan. Pemahaman terhadap kehidupan pun akan semakin tajam karena membaca dapat membuka cakrawala untuk berpikir kritis dan sistematis. Hanya dengan melihat dan memahami isi yang tertulis di dalam buku pengetahuan maupun pelajaran, membaca bisa menjadi kegiatan sederhana yang membutuhkan modal sedikit, tapi menuai begitu banyak keuntungan.
Kebiasaan membaca adalah ketrampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan ketrampilan bawaan. Oleh karena itu kebiasaan membaca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan. Bagi negara-negara yang berkembang aktivitas membaca pada umumnya adalah untuk memperoleh manfaat langsung. Untuk tujuan akademik membaca adalah untuk memenuhi tuntutan kurikulum sekolah atau Perguruan Tinggi. Buku sebagai media transformasi dan penyebarluasan ilmu dapat menembus batas-batas geografis suatu negara, sehingga ilmu pengetahuan dapat dikomunikasikan dan digunakan dengan cepat di berbagai belahan dunia. Semakin banyak membaca buku, semakin bertambah wawasan kita terhadap permasalahan di dunia. Karena itulah buku disebut sebagai jendela dunia.
Salah satu unsur penunjang yang paling penting dalam dunia pendidikan tinggi adalah keberadaan sebuah perpustakaan. Adanya sebuah perpustakaan sebagai penyedia fasilitas yang dibutuhkan terutama untuk memenuhi kebutuhan civitas akademik ( Dosen, Staf dan Mahasiswa ) akan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kampus itu sendiri. Didalam penulisan artikel ini, penulis ingin mengkhususkan pembahasan kepada salah satu bagian dari masyarakat kampus yaitu mahasiswa.
Seperti kita ketahui bersama, salah satu tujuan utama penyelenggaraan kegiatan belajar di Perguruan Tinggi adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, bukan sekedar memenuhi jumlah minimal SKS yang dibebankan lantas mendapatkan ijazah dan gelar akademik atau profesi. Seseorang akan dikatakan berkualitas apabila ia mempunyai wawasan luas dan mendalam serta tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang yang digelutinya.
Seorang mahasiswa yang ingin mencapai sukses dalam studinya harus mempunyai strategi khusus dalam memanfaatkan waktu untuk belajar semaksimal mungkin dan senantiasa memprediksi lima atau enam tahun kedepan, pada saat mana ia meninggalkan Perguruan Tinggi dan mengaplikasikan ilmunya dilapangan. Perlu diingat bahwa, belajar mandiri (self education) adalah ciri khas belajar di Perguruan Tinggi, ini berarti bahwa inisiatif untuk belajar aktif dituntut lebih banyak pada mahasiswa, salah satunya dengan memanfaatkan waktu yang tersisa di perpustakaan.
Kebiasaan membaca adalah ketrampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan ketrampilan bawaan. Oleh karena itu kebiasaan membaca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan. Bagi negara-negara yang berkembang aktivitas membaca pada umumnya adalah untuk memperoleh manfaat langsung. Untuk tujuan akademik membaca adalah untuk memenuhi tuntutan kurikulum sekolah atau Perguruan Tinggi. Buku sebagai media transformasi dan penyebarluasan ilmu dapat menembus batas-batas geografis suatu negara, sehingga ilmu pengetahuan dapat dikomunikasikan dan digunakan dengan cepat di berbagai belahan dunia. Semakin banyak membaca buku, semakin bertambah wawasan kita terhadap permasalahan di dunia. Karena itulah buku disebut sebagai jendela dunia.
Salah satu unsur penunjang yang paling penting dalam dunia pendidikan tinggi adalah keberadaan sebuah perpustakaan. Adanya sebuah perpustakaan sebagai penyedia fasilitas yang dibutuhkan terutama untuk memenuhi kebutuhan civitas akademik ( Dosen, Staf dan Mahasiswa ) akan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kampus itu sendiri. Didalam penulisan artikel ini, penulis ingin mengkhususkan pembahasan kepada salah satu bagian dari masyarakat kampus yaitu mahasiswa.
Seperti kita ketahui bersama, salah satu tujuan utama penyelenggaraan kegiatan belajar di Perguruan Tinggi adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, bukan sekedar memenuhi jumlah minimal SKS yang dibebankan lantas mendapatkan ijazah dan gelar akademik atau profesi. Seseorang akan dikatakan berkualitas apabila ia mempunyai wawasan luas dan mendalam serta tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang yang digelutinya.
Seorang mahasiswa yang ingin mencapai sukses dalam studinya harus mempunyai strategi khusus dalam memanfaatkan waktu untuk belajar semaksimal mungkin dan senantiasa memprediksi lima atau enam tahun kedepan, pada saat mana ia meninggalkan Perguruan Tinggi dan mengaplikasikan ilmunya dilapangan. Perlu diingat bahwa, belajar mandiri (self education) adalah ciri khas belajar di Perguruan Tinggi, ini berarti bahwa inisiatif untuk belajar aktif dituntut lebih banyak pada mahasiswa, salah satunya dengan memanfaatkan waktu yang tersisa di perpustakaan.
PENTINGNYA KOMPUTER SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN
Bayangkanlah seorang karyasiswa yang tertarik untuk mempelajari pusaran air laut. Dengan bantuan komputer dia mulai melakukan pelacakan literatur memanfaatkan fasilitas berbasis data di perpustakaan universitas dengan mengandalkan kata-kata kunci tentang pusaran air laut. Permasalahannya yaitu masalah biaya yang akan sebanding dengan waktu penggunaan komputer. Cara perburuan semacam ini jauh lebih singkat dan menghemat tenaga.
Setelah memperoleh bahan, bahan yang diperlukan yaitu siswa bisa mendiskusikannya dengan pembimbing dalam memilih suatu topik baru dan belum pernah diteliti orang lain. Setelah pilihannya jatuh pada studi medan alir pusaran air laut. Untuk maksud tersebut, siswa perlu menghitung beberapa parameter yang menyusun suatu medan alir tersebut.
Jika berhasil menemukan makalah yang akan dibahas tentang metoda penghitungan parameter yang diusulkan oleh seorang ilmuwan. Dengan menggunakan teknik aljabar komputer MACSYMA atau MAPLE solusi metoda tersebut. Jika solusi tersebut bisa dibuktikan kebenarannya secara matematis, maka persoalan lain telah menunggu hasil pengujian dari beberapa kasus fisis sederhana yang solusi teoritisnya sudah diketahui.
Setelah menentukan pilihan pada suatu kasus tertentu, Kembali lagi ke komputer yang berperan dalam proses simulasi untuk membuat data buatan kasus fisis tersebut, yaitu dihitung dengan parameter medan alirnya denganmenggunakan metoda. Hasil dari simulasi ini kemudian dicocokkan dengan perhitungan teoritis.
Dalam tahap pemrosesan data buatan inilah, timbul beberapa permasalahan diantaranya Bising Noise. Bising ini bisa disebabkan oleh proses penghitungan misalnya penggunaan rumus turunan/differensial secara numeris atau bising yang sengaja dicampurkan ke dalam data buatan. Bising buatan ini merupakan antisipasi awal dalam menangani persoalan yang ditemui dalam pengukuran di laut yakni ketidaktepatan penentuan salah satu besaran fisis tertentu. Untuk mengatasi pengaruh kedua jenis bising ini, salah satu teknik yang di modifikasi dengan teknik Transformasi Fourier Cepat dapat diajukan sebagai alat pembuat berbagai jenis filter.
Setelah melalui beberapa tahap di atas, siswa memperoleh informasi tentang kemampuan dan keterbatasan suatu metoda. Dengan mengetahui kemampuan metoda itu berarti ia atau pemakai lainnya menjadi yakin akan menemukan temuan yang diperoleh. Sedangkan menyadari akan keterbatasannya berarti alternatif pemecahan menjadi terbuka lebar melalui upaya penyempurnaan metoda yang sudah ada, pengembangan metoda lainnya atau pun pendayagunaan beberapa teknik pengolahan data yang ada, misalnya teknik penjendelaan dan teknik perataan.
Contoh diatas merupakan proses belajar yang umum dialami oleh para karyasiswa Indonesia yang berbagai disiplin ilmu dan komputer bergabung membantu proses belajar. Karena proses ini merupakan salah satu komponen pendidikan, kami menyimpulkan bahwa komputer akan memegang peranan penting sebagai alat bantu dalam pendidikan di Indonesia. Peningkatan cara berfikir ini dirasakan karena perkembangan teknologi yang sangat pesat mengharuskan seseorang untuk mempunyai ketrampilan belajar cara berfikir yang tinggi. Dengan kata lain, proses belajar merupakan proses pembentukan pengetahuan bukan proses menghafal pengetahuan. Jadi kita dapat menggunakan pengetahuan yang telah kita miliki untuk membangun pengetahuan yang baru.
Setelah memperoleh bahan, bahan yang diperlukan yaitu siswa bisa mendiskusikannya dengan pembimbing dalam memilih suatu topik baru dan belum pernah diteliti orang lain. Setelah pilihannya jatuh pada studi medan alir pusaran air laut. Untuk maksud tersebut, siswa perlu menghitung beberapa parameter yang menyusun suatu medan alir tersebut.
Jika berhasil menemukan makalah yang akan dibahas tentang metoda penghitungan parameter yang diusulkan oleh seorang ilmuwan. Dengan menggunakan teknik aljabar komputer MACSYMA atau MAPLE solusi metoda tersebut. Jika solusi tersebut bisa dibuktikan kebenarannya secara matematis, maka persoalan lain telah menunggu hasil pengujian dari beberapa kasus fisis sederhana yang solusi teoritisnya sudah diketahui.
Setelah menentukan pilihan pada suatu kasus tertentu, Kembali lagi ke komputer yang berperan dalam proses simulasi untuk membuat data buatan kasus fisis tersebut, yaitu dihitung dengan parameter medan alirnya denganmenggunakan metoda. Hasil dari simulasi ini kemudian dicocokkan dengan perhitungan teoritis.
Dalam tahap pemrosesan data buatan inilah, timbul beberapa permasalahan diantaranya Bising Noise. Bising ini bisa disebabkan oleh proses penghitungan misalnya penggunaan rumus turunan/differensial secara numeris atau bising yang sengaja dicampurkan ke dalam data buatan. Bising buatan ini merupakan antisipasi awal dalam menangani persoalan yang ditemui dalam pengukuran di laut yakni ketidaktepatan penentuan salah satu besaran fisis tertentu. Untuk mengatasi pengaruh kedua jenis bising ini, salah satu teknik yang di modifikasi dengan teknik Transformasi Fourier Cepat dapat diajukan sebagai alat pembuat berbagai jenis filter.
Setelah melalui beberapa tahap di atas, siswa memperoleh informasi tentang kemampuan dan keterbatasan suatu metoda. Dengan mengetahui kemampuan metoda itu berarti ia atau pemakai lainnya menjadi yakin akan menemukan temuan yang diperoleh. Sedangkan menyadari akan keterbatasannya berarti alternatif pemecahan menjadi terbuka lebar melalui upaya penyempurnaan metoda yang sudah ada, pengembangan metoda lainnya atau pun pendayagunaan beberapa teknik pengolahan data yang ada, misalnya teknik penjendelaan dan teknik perataan.
Contoh diatas merupakan proses belajar yang umum dialami oleh para karyasiswa Indonesia yang berbagai disiplin ilmu dan komputer bergabung membantu proses belajar. Karena proses ini merupakan salah satu komponen pendidikan, kami menyimpulkan bahwa komputer akan memegang peranan penting sebagai alat bantu dalam pendidikan di Indonesia. Peningkatan cara berfikir ini dirasakan karena perkembangan teknologi yang sangat pesat mengharuskan seseorang untuk mempunyai ketrampilan belajar cara berfikir yang tinggi. Dengan kata lain, proses belajar merupakan proses pembentukan pengetahuan bukan proses menghafal pengetahuan. Jadi kita dapat menggunakan pengetahuan yang telah kita miliki untuk membangun pengetahuan yang baru.
Langganan:
Postingan (Atom)